SERUMPUN RADIO- Dalam rangka
untuk pengembangan wilayah Special Economic Zone (SEZ) di negara Myanmar,
pemerintah Myanmar melalui Thilawa SEZ didampingi Japan International
Cooperation Agency (JICA) melakukan kunjungan kerja ke Batam, Senin (20/4)
kemarin.
Kunjungan
mereka diterima Direktur Investasi dan Pemasaran BP Batam Purnomo Andiantono
didampingi Kasubdit Humas dan Publikasi Ilham Eka Hartawan di ruang pertemuan
pimpinan BP Batam, Gedung BIFZA lantai 8.
Dr.
Than Aung selaku Sekretaris Thilawa Special Economic Zone dalam pertemuan
tersebut mengatakan pihaknya ingin belajar dari BP Batam dalam mengelola
wilayah investasi, industri dan perdagangan bebas Batam yang dikelola sejak
tahun 70-an dari berbagai aspek, antara lain awal pembentukannya, bentuk
organisasi, pengembangan infrastruktur, prosedur perizinan, program
pengembangandanpromosi, serta kebijakan yang dilakukan oleh BP Batam dalam
mengelola Pulau Batam sebagai salah satu kawasan investasi dan industri yang
terbesar di wilayah Asia Tenggara.
Than
Aung sendiri didampingi sekitar 15 orang pejabat pengelola kawasan Thilawa yang
berkompeten untuk mengelolah wilayah tersebut, yaitu dari unsur bea dan cukai, perdagangan,
industri, lingkungan hidup, pajak dan unsur lainnya seperti bidang investasi dan
pelayanan terpadu satu pintu.
Kehadiran
JICA sendiri adalah penghubung bagi beberapa pengelola kawasan sejenis dan
membantu Thilawa SEZ Myanmar yang rencananya tahun ini akan mulai beroperasi.
Thilawa
SEZ merupakan sebuah kawasan industri yang terletak di wilayah Yangoon, yaitu
berada sekitar 23 km sebelah tenggara dari pusat kota dengan total wilayah
2.400 hektar yang diharapkan dapat memberikan sumbangsih serta mendorong
pertumbuhan perekonoman Myanmar.
Direktur
Pemasaran dan Investasi BP Batam, Purnomo Andiantono menjelaskan kepada pihak
Thilawa SEZ bagaimana kronologis Pulau Batam dikembangkan sejak tahun 70-an, di
mana pada waktu itu penduduk di Pulau Batam hanya sekitar 6 ribu jiwa yang
sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah nelayan dan seiring dengan
perkembangan waktu jumlah penduduk Pulau Batam saat ini mencapai lebih dari 1,2
juta jiwa.
Dengan
letaknya yang strategis, berdekatan dengan Negara Singapura dan Malaysia, pemerintah
pusat melihat sebuah peluang emas pengembangan Pulau Batam, yaitu dengan melakukan
pengembangan di wilayah tersebut sebagai kawasan industri dan investasi.
“Keterbatasan
lahan di Singapura tentunya akan memberikan dampak yang signifikan bagi Pulau
Batam dan juga Indonesia,” kata Purnomo dalam penjelasannya.
Delegasi
Thilawa SEZ pada kesepatan tersebut juga menanyakan mengenai pengelolaan lahan,
SDM yang dimiliki oleh BP Batam, aplikasi prosedur investasi, pengembangan
infrastruktur, dan prosedur ekspor dan impor.
Delegasi
Thilawa SEZ juga melakukan peninjauan fasilitas pelabuhan Batu Ampar BP Batam
dan sejumlah kawasan industri di Batam.
Tidak ada komentar: