Kunjungan ini untuk membahas perkembangan dan potensi pemanfaatan kerja sama Ekonomi Sub Regional Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle atau IMT-GT.
IMT-GT dibentuk oleh para petinggi di Indonesia, Malaysia, dan Thailand pada tahun 1993 dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah perbatasan negara-negara IMT-GT.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, dalam sambutannya Ia memaparkan rencana pembangunan dan pengembangan Kota Batam yang akan menjadi daya tarik para investor untuk berinvestasi di Kota Batam.
“Saat ini, Pembangunan di Batam sedang dibenahi, akses jalan juga sedang disempurnakan dan urusan perizinan telah berjalan dengan menggunakan sistem agar pelayanan lebih mudah, semua ini dilakukan untuk menarik perhatian dan meyakinkan para investor agar lebih percaya untuk berinvestasi di Batam,” kata Muhammad Rudi di hadapan para rombongan.
Rudi meyakini dengan pembangunan yang dilaksanakan pihaknya akan membawa dampak baik bagi daya saing Batam. Baginya hal itu sejalan dalam upaya dukungan kepada pemerintah untuk potensi pemanfaatan kerja sama ekonomi Sub regional IMT-GT.
“Mudah-mudahan dengan adanya kerjasama di tiga negara ini dapat memberikan dampak positif dan membuka peluang masuknya investasi asing di Batam,” harap Rudi.
Seiring dengan perkembangan Ekonomi, Sosial dan Budaya di tiga negara ini, tujuan IMT-GT bertransformasi yakni untuk mewujudkan Kawasan IMT-GT sebagai Kawasan yang terintegrasi, inovatif, inklusif dan berkelanjutan di tahun 2036.
Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Regional dan Sub Regional, Kemenko Perekonomian RI, Netty Muharni mengatakan dalam kesempatannya, dalam rangka tindak lanjut dari kegiatan konferensi tingkat tinggi IMT-GT yang telah berlangsung beberapa waktu lalu sekaligus melihat adanya potensi juga peluang yang besar untuk masuknya investasi di Batam.
"Pada 28 Oktober 2021 lalu, para pimpinan dari Indonesia, Malaysia dan Thailand telah melakukan pertemuan IMT-GT ke-13 secara daring. Hasil pertemuan IMT-GT menghasilkan beberapa pembahasan terutama terkait kerja sama pemulihan Ekonomi pasca Covid-19 dengan mengedepankan pada 3 (tiga) sektor Ekonomi yaitu Pariwisata, Pertanian dan Industri halal," ujar Netty.
Lebih lanjut Ia memberikan apresiasi, bahwa Batam melakukan pembangunan Batam yang massif dan baik, dapat dilihat dari perkembangan infrastruktur maupun fasilitas penunjang lainnya.
“Kita melihat perkembangan fasilitas yang cukup baik di Batam, contohnya seperti di Nongsa, investasi yang masuk di Batam juga cukup baik. Beberapa perkembangan fasilitas seperti infrastruktur maupun fasilitas penunjang lainnya juga baik. Jadi, saat ini terlihat Batam telah menuju pembangunan yang berkelanjutan, hal tersebut sudah sangat sejalan dengan arah pembangunan global saat ini,” terangnya.
“Kita dapat memanfaatkan kerja sama internasional ini untuk mendukung pembangunan di Batam, terutama adalah kerja sama IMT-GT. Beberapa proyek yang berpotensi untuk menjadi proyek prioritas dalam kerjasama IMT-GT 5 tahun kedepan antara lain, Nongsa Digital Park, Halal Industrial Hub dan Pengembangan Batam sebagai Green City yang akan menjadi prioritas kita.” tambah Netty.
Adapun paparan materi dalam pertemuan tersebut membahas terkait rencana dalam pemanfaatan kerjasama IMT-GT oleh BP Batam, Pengembangan Nongsa Digital Park, Halal Industrial Hub di Bintan dan juga Proyek Green City 2035 dengan Pemerintah Kota Batam.
Turut Hadir dalam pertemuan tersebut Pejabat Eselon II BP Batam, Asisten II Bidang Ekonomi Pemprov Kepri, Syamsul Bahrum, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kota Batam, Pebrialin, General Manager KEK NDP, Ari Nugrahanto, Delegasi Kawasan Halal Industrial Hub, Dian, dan Manager Administrasi Batamindo, Tjaw Hioeng. (mh)
Tidak ada komentar: